PEMBIASAAN SEBAGAI PENANAMAN VISI MISI SEKOLAH
by : Dewi Ati Rohmatilah, S.Pd
Berdasarkan kajian Hanushek (Nursisto dalam Ismail Kusmayadi : 3) Kualitas pendidikan tidak bisa hanya dilakukan dengan pendekatan konvesional yang bertumpu secara kaku pada paradigma input-proses-output, untuk melengkapinya diperlukan pendekatan Inkonvensional yang memandang pendidikan sebagai suatu proses kultural, bukannya proses mekanis seperti halnya pabrik.
Pada proses kultural, pendidikan tidak sekedar proses input-output, melainkan proses interaksi dari berbagai komponen pendidikan. Proses interaksi tersebut diantaranya hubungan guru dan siswa. Keberhasilan proses interaksi kedua komponen tersebut ditentukan oleh kultur sekolah.
Bila berbicara tentang kultur sekolah, tentunya akan berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Penyusunan visi dan misi tak lepas dari budaya dan kreatif kepala sekolah, guru, komite, dan orang tua siswa, serta arah tujuan yang akan dicapai serta diterapkan di sekolah.
Pengertian Visi adalah suatu pandangan jauh ke depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. sedangkan Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usaha mewujudkan visi.
Menurut Prof. Dr. Baedhowi, M.Si dalam seminar Guru Nasional mengatakan sangat penting sebuah sekolah memiliki visi dan misi . Sebab visi misi menjadi arah ke mana sekolah itu akan berjalan, dengan tujuan-tujuan dan target-target pencapaian, "Sehingga visi misi harus menjadi milik dan tanggung jawab bersama ".Menanamkan visi misi pada SDM di sekolah harus melalui adanya kebiasaan komunikasi secara intensif.
Pengertian Visi adalah suatu pandangan jauh ke depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. sedangkan Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usaha mewujudkan visi.
Menurut Prof. Dr. Baedhowi, M.Si dalam seminar Guru Nasional mengatakan sangat penting sebuah sekolah memiliki visi dan misi . Sebab visi misi menjadi arah ke mana sekolah itu akan berjalan, dengan tujuan-tujuan dan target-target pencapaian, "Sehingga visi misi harus menjadi milik dan tanggung jawab bersama ".Menanamkan visi misi pada SDM di sekolah harus melalui adanya kebiasaan komunikasi secara intensif.
Banyak sekali kegiatan di sekolah yang dapat mendukung terwujudnya visi misi sekolah, misalnya kegiatan ekstrakulikuler pramuka, UKS, Kesenian , Keagamaan. Selain itu juga dapat dilakukan melalui pembiasaan.
Pembiasaan ( habituation ) merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses
pembelajaran yang berulang-ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi
kebiasaan mempunyai ciri; perilaku tersebut relatif menetap, umumnya
tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat
mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat atau meniru
saja, bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat
atau hasil pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-ulang
sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Perkembangan psikologi anak Sekolah Dasar usia 6 - 12 tahun, telah mempunyai sikap pengamatan yang objektif, perkembangan emosionalitas dari egosentris menjadi empiris berdasarkan pengalaman, intelek dan akal budi menonjol serta minat anak yang objektif terhadap dunia menjadi besar.Dari ciri perkembangan di atas, pendidikan anak usia SD dapat diterapkan melalui pembiasaan.
Perkembangan psikologi anak Sekolah Dasar usia 6 - 12 tahun, telah mempunyai sikap pengamatan yang objektif, perkembangan emosionalitas dari egosentris menjadi empiris berdasarkan pengalaman, intelek dan akal budi menonjol serta minat anak yang objektif terhadap dunia menjadi besar.Dari ciri perkembangan di atas, pendidikan anak usia SD dapat diterapkan melalui pembiasaan.
Pembiasaan memiliki peran besar dalam mewujudkan visi misi sekolah. Proses pembiasaan dalam pendidikan merupakan hal yang penting. Anak-anak belum menyadari apa yang disebut
baik dan tidak baik dalam arti susila. Ingatan anak-anak belum kuat,
perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang terbaru dan
disukainya. Dalam kondisi ini mereka perlu dibiasakan dengan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir tertentu.Menurut Abdullah Nasih Ulwan, pendidikan dengan proses pembiasaan
merupakan cara yang sangat efektif dalam membentuk iman, akhlak mulia,
keutamaan jiwa dan untuk melakukan syariat yang lurus.
Pembiasaan dalam mewujudkan visi misi di sekolah diperlukan kerjasama yang baik dalam interpersonal guru sebaga pemelihara nilai dan norma serta agama . Guru harus menjadi model keteladanan dalam proses pembiasaan, menuju visi misi yang sudah dirumuskan sekolah.
Kepustakaan :
- Ismail Kusmayadi (2010 ) Keterampilan Interpersonal untuk Guru . Bandung : Pribumi Mekar.
- http :// refernsi makalah.com / 2012/ 07.Pendidikan melalui proses pembiasaan
( diakses 11/03/2015 jam 04.00 WIB )
- Profesi Guru Edisi 2 Desember 2012
Pembiasaan dalam mewujudkan visi misi di sekolah diperlukan kerjasama yang baik dalam interpersonal guru sebaga pemelihara nilai dan norma serta agama . Guru harus menjadi model keteladanan dalam proses pembiasaan, menuju visi misi yang sudah dirumuskan sekolah.
Kepustakaan :
- Ismail Kusmayadi (2010 ) Keterampilan Interpersonal untuk Guru . Bandung : Pribumi Mekar.
- http :// refernsi makalah.com / 2012/ 07.Pendidikan melalui proses pembiasaan
( diakses 11/03/2015 jam 04.00 WIB )
- Profesi Guru Edisi 2 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar